Mendengar Cerita Tentang Musisi Papache dari Kerabat Terdekat

Bagi Romi Keo, Johanes Edwin Bustami alias Papache (1969-2015) bukan saja seorang musisi biasa. Papache adalah seorang sastrawan. Karya musiknya adalah sastra, dan itu berarti setiap telaah terhadap karya musiknya, adalah juga telaah sastra, sebagaimana yang sudah dikerjakan oleh Cru Father Said.

Romi Keo, penyanyi dan produser musik, mengutarakan hal ini saat sesi Kulababong: Papache Dari Dekat Sekali dalam Festival Maumerelogia 5 di Rumah Papache, Sabtu, 24 Mei 2025.

Dalam sesi yang dipandu oleh Kartika Solapung ini, Romi menceritakan pengalaman-pengalaman personalnya saat masih bekerja sama dengan Papache di dunia musik.

“Dia adalah motivator saya dalam bermusik,” ungkap Romi yang namanya saat ini terkenal bersama Pax Grup dan sudah menelurkan banyak lagu hits.

Romi tak sungkan mengakui kalau Papache adalah orang yang terus meyakinkan dia untuk menjadi penyanyi. Salah satu pengalaman membekas, kenangnya, adalah ketika untuk pertama kalinya Papache memperkenalkan perangkat-perangkat untuk merekam lagu di studio kepadanya.

Romi saat itu datang ke studio musik milik Papache untuk merekam lagu rohani bersama beberapa pastor. Itulah untuk pertama kalinya Romi berkenalan dengan alat-alat recording musik dalam studio. Papache mengajarinya cara merekam lagu.

“Itu pengalaman yang sangat membekas bagi saya,” ucapnya.

Kendati sudah menghasilkan ratusan lagu, Papache tetap merupakan sosok yang rendah hati, low profile.

Menurut Romi, penyanyi kelahiran Nele itu selalu berkarya dari apa yang ada di sekitarnya, tidak pernah neko-neko. Inilah yang membuat karya-karyanya sangat natural, terdengar jenaka, mengandung satire, tetapi tetap berkualitas karena memotret realitas masyarakat kala itu.

Selain Romi Keo, kulababong juga menghadirkan Dixxxie, Bianca da Silva, dan Smokey Og dari kelompok musik hip hop Cru Father Said.

Ketiganya bercerita tentang proses pembuatan album Terminal 7 yang merupakan hasil remakesampling lima lagu Papache. Sebagai generasi musisi setelah era Papache, para personil Cru Father Said juga tumbuh bersama lagu-lagu jenaka mendiang Papache. Dixxxie mengungkap proses kreatif saat mereka menggarap lagu ‘Jalan Berlubang’

“Lagunya keren, unik, liriknya jenaka. Kami remake dan kami cari makna yang lain dari lagu Jalan Berlubang,” kata Dixxxie.

Sementara itu, Bianca da Silva menyebutkan perhelatan Maumerelogia 5 merupakan kesempatan emas untuk merilis album pertama Cru Father Said.

Mereka sudah lama ingin menggarap album tetapi selalu kandas karena kesibukan masing-masing anggota.

“Selama ini kami sibuk rilis single saja. Momennya itu pas Maumerelogia,” tambah Bianca.

Secara pribadi, Bianca juga sudah sering mendengar lagu-lagu Papache tetapi dia tidak tahu siapa penyanyinya. Bagi dia, lagu-lagu Papache secara umum mengangkat tema Kultur, Kota, Kita, seperti tema Maumerelogia 5. Selain itu, Papache lihai merangkum cerita cinta yang romantis dengan menyelipkan kritik sosial atas kehidupan masyarakat saat itu.

Istri Papache, Lid Raga dan dua orang anak mereka, Celyn Grun dan Tian Vivaldi juga hadir memberi kesaksikan mengenai karya-karya Papache.

Dalam forum itu, Celyn menyinggung sepenggal lirik dalam lagu ‘Jalan Berlubang’ yang berbunyi: di samping bangku kiri, duduk nona yang manis kami desak-desakkan. Menurutnya, lirik ‘nona yang manis’ itu memang merujuk pada ibunya, Lid Raga. Lagu yang ditulis pada tahun 2002 ini menurut Celyn tercipta saat ibu dan ayahnya masih pacaran. Cerita ini sontak saja membuat publik kulababong tertawa terpingkal.

Sesi Kulababong dihadiri oleh para musisi, keluarga, tetangga, dan mahasiswa IFTK Ledalero. Selain berbincang tentang karya musik Papache, publik juga berkesempatan mengunjungi studio rekaman milik Papache dan melihat arsip-arsip musik yang masih terawat dengan baik di rumahnya.

Lid Raga secara pribadi merasa sangat terhormat karya musik suaminya kembali diangkat, didaftarkan hak cipta dan lalu didaur ulang.

“Saya merasa dihargai sekali,” ucapnya.

Dia berharap semangat merawat karya-karya musik original musisi yang ada di Maumere terus berlanjut.

Share :

5 4 votes
Article Rating
guest
2 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
persatuan petani magepanda
persatuan petani magepanda
1 month ago

Terima Kasih Maumerelogia yang telah mengangkat kembali karya musisi musisi lokal kita. Bangga sekali

Gading
Gading
1 month ago

Sa dengar lagu papace saat kelas 1 SMA tahun 2003. Persis setahun setelah mengunjungi maumere diajak seorang kawan dari sana. Tinggal di kupang diajak berlibur ke maumere saat pesta sambut baru, lagu papace macam makan bakso di Malvinas teman saya ajak kunjung itu Malvinas… papace legend karena buat bangga saat naik Oto bis kayu yang hampir tdk ada saat itu di tempat tinggal kami. Lagunya sederhana tapi enak di telinga. Sa joged parah di tenda pesta Komuni di mof tahun 2002. 23 tahu berselang dengar lagi di panggung maumerelogia 5 pecahhh keluar smua memori enak di mof

2
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x