Komunitas KAHE mengadakan Workshop Dramatic Reading di Pusat Jajanan dan Cinderamata, Jalan El Tari, Maumere, 27-29 Maret 2025. Workshop ini merupakan bagian dari persiapan Festival Maumerelogia 5 yang akan digelar Mei mendatang. Perwakilan guru dan siswa dari SMAN 1 Maumere, SMKS Yohanes XXIII, dan SMAK Bhaktiyarsa ikut terlibat dalam workshop ini, selain anggota komunitas seni dari Teater Pata dan Bohemian Club.
Silvester Hurit, sutradara dan penulis lulusan Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung (ISBI Sekarang), ditunjuk sebagai fasilitator untuk mengarahkan para peserta memahami materi dramatic reading. Silvester juga dikenal sebagai aktivis kebudayaan dan pendiri Nara Teater yang giat mendorong berbagai platform kebudayaan di Kabupaten Flores Timur.
Silvester Hurit menggunakan naskah Madekur dan Tarkeni karya Arifin C. Noer sebagai materi lakon yang bisa dieksplorasi peserta workshop. Selama dua hari, para peserta intens mengurai berbagai struktur naskah; penokohan, plot, karakter, cerita, serta konflik yang dibangun oleh Arifin.
Para peserta kemudian dibagi ke dalam tiga kelompok. Setiap kelompok mengeksplorasi lebih jauh naskah Madekur dan Tarkeni dengan membayangkan bahwa naskah ini akan menjadi sebuah pertunjukan.
Dalam seni pertunjukan, kata Silvester kepada para peserta, tidak ada salah atau benar, baik atau buruk. Yang ada adalah bagaimana karya itu dipertanggungjawabkan. Gagasan itu diendapkan, dimatangkan.
“Yang ada hanya proses pematangan. Naskah itu baik atau tidak tergantung pada prosesnya,” ujarnya.
Ada penekanan pada identifikasi terkait logika teks dan alur teks serentak juga membayangkan bagaimana aktor menginternalisasi karakter para tokoh-tokoh yang diciptakan. Untuk menghadirkan teks dalam ruang pertunjukan, aktor memakai seluruh kepekaan indrawinya, mimik, gestikulasi, mengolah seluruh potensi tubuh dan batinnya untuk menemukan apa yang ada di teks dan di balik teks. Melihat teks dan apa yang ada di balik teks.
Madekur dan Tarkeni pertama kali dipentaskan pada tahun 1978 dan menjadi salah satu karya penting yang mengangkat isu sosial, moral, dan permasalahan yang dihadapi masyarakat perkotaan. Arifin C. Noer, melalui karya ini, berhasil membuka dialog tentang keadilan sosial, moralitas, dan kondisi kota besar yang terus berubah.
Madekur dan Tarkeni–jika dilihat sebagai karya yang membongkar lapisan moral dan karakter kota–bisa dianggap sebagai bentuk eksplorasi terhadap dinamika sosial, politik, dan budaya dalam kehidupan urban.
Dalam karya seperti ini, penggambaran karakter-karakter yang ada di kota sering kali menjadi cermin dari kompleksitas moral yang ada dalam masyarakat. Kota sebagai entitas seringkali digambarkan sebagai ruang yang penuh kontradiksi, di mana norma-norma tradisional bertemu dengan modernitas, individualisme bertabrakan dengan kolektivisme, dan masalah sosial serta ekonomi membentuk pola-pola perilaku yang berbeda.
Karya-karya yang membongkar lapisan moral dan karakter kota ini sering mengajak pembaca untuk mempertanyakan apa yang seharusnya dianggap benar atau salah, serta bagaimana individu berinteraksi dengan lingkungan urban yang penuh tantangan.
Melalui karakter-karakter seperti Madekur dan Tarkeni, yang mungkin mewakili golongan atau kelas tertentu dalam masyarakat kota, karya ini dapat menunjukkan ketegangan antara harapan moral dan realitas yang lebih keras, dan bagaimana nilai-nilai itu terkadang terdistorsi oleh kondisi sosial dan ekonomi kota.
Kota, dalam hal ini, bukan hanya sebagai latar tempat, tetapi sebagai karakter yang berperan dalam membentuk tindakan, pilihan, dan keputusan moral para karakter. Penggambaran kota yang sarat dengan kompleksitas ini bisa mengajak kita untuk lebih memahami bagaimana moralitas, etika, dan karakter seseorang berkembang dalam lingkungan yang penuh tekanan.
Setelah dua hari mendalami naskah di dalam kelompok masing-masing, peserta mempresentasikan hasil latihan mereka di Kantin Kampus 2 IFTK Ledalero, Sabtu, 29 Maret 2025. Masing-masing kelompok memilih bagian yang mereka kurasi sendiri dan membuat nukilan-nukilan yang menjadi bahan pertunjukan.
Selanjutnya, para peserta yang sudah mengikuti Workshop Dramatic Reading akan menjadi fasilitator pada sekolah-sekolah yang dilibatkan dalam pagelaran Maumerelogia 5 berdasarkan tim yang sudah disepakati bersama.






